Ini berarti pemilik smartphone yang menggunakan OS Android 4.4.2 , versi terbaru dari sistem operasi paling populer di dunia untuk perangkat mobile yang dirilis minggu ini, harus memberikan akses data pribadinya ketika menggunakan aplikasi tertentu.
"Fitur tersebut telah dimasukkan secara tidak sengaja pada Android 4.3 , versi dirilis musim panas lalu," ujar seorang juru bicara perusahaan seperti dilansir asiaone, Senin (16/12).
Peter Eckersley, technology projects director the Electronic Frontier Foundation mengaku curiga atas penjelasan tersebut. Dia menegaskan, langkah Google menghapus fitur privasi penggunanya tidak dapat dibenarkan dan harus memperbaikinya.

Banyak aplikasi pihak ketiga untuk perangkat Android , seperti layanan musik Shazam dan aplikasi senter yang populer, memerlukan akses informasi pribadi meski tidak memiliki koneksi jelas dengan fungsionalitas aplikasinya.
"Fitur privasi memungkinkan pengguna untuk memilih dan memilah data pribadi mana saja yang boleh dikumpulkan pihak ketiga. Kini, pengguna harus menginstal software khusus Apps Ops Launcher, yang diciptakan perusahaan lain, untuk mengakses kontrol privasi yang tersembunyi," sambungnya.
Perangkat lunak Android sendiri diperkirakan dipakai sekitar 81 persen dari semua smartphone di seluruh dunia pada kuartal ketiga ini, menurut perusahaan riset industri IDC. Sedangkan, Apple Inc iOS, perangkat lunak yang digunakan pada iPhone, memiliki 12,9 persen pangsa pasar.sumber jpnn.com