Pages

Lazada Indonesia

Tuesday, December 2, 2014

Melayani Nikah Kilat

Penduduk Desa Gari di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul belakangan ini dibuat resah akibat ulah salah seorang perangkat desa yang melayani jasa nikah kilat. Warga kemudian ramai-ramai mendatangi balai desa setempat untuk mencari kejelasan.

Aksi spontan warga mendatangi balai desa bermula ketika mendengar kabar ada pernikahan tak lazim di Padukuhan Tegalrejo. Tanpa sepengetahuan dukuh, ketua RT maupun ketua RW, seorang pria bernama Ganang Sihono bersama dengan pasangannya sudah tinggal serumah. Ketika ditanya, keduanya mampu menunjukkan dokumen surat pernikahan.

”Setelah ditelusuri ternyata pernikahan kilat mereka difasilitasi kabag kesra. Apa iya prosedur pernikahan model demikian sesuai aturan?” kata koordinator aksi, Parjan ketika mendatangi Balai Desa Gari, Senin (1/12).

Warga pun curiga ada permainan dalam proses pernikahan kilat itu. Sebab, baru sekarang warga mendapati proses nikah bisa dilakukan dengan cara tak biasa dan cenderung menyimpang dari aturan yang ada.

Tidak hanya itu saja, kabag kesra juga dicurigai menyunat bantuan keuangan khusus (BKK). Atas permasalahan tersebut warga mendesak kabag kesra dinon-aktifkan untuk sementara waktu.

Menanggapi permasalahan ini, Kabag Kesra Desa Gari Budi Antoro mengaku khilaf. Ia lantas membeberkan kronologi nikah kilat antara Ganang Sihono dengan salah seorang perempuan warga Semanu. Termasuk, memberi penjelasan kenapa proses pernikahan tidak melibatkan lingkungan.

”Pada tanggal 9 November, Ganang bersama orang tua meminta dibantu perihal keperluan menikah tanpa sepengetahuan warga. Kata Ganang, supaya semua warga terkejut. Saya tidak menyangka kalau akibatnya akan seperti ini,” kata Budi dengan suara lemah.

Semula, Budi mengaku sempat ragu untuk membantu. Namun, karena kedua orang tua Ganang meyakinkan bahwa pada saat prosesi pernikahan bisa menghadirkan dukuh, RT dan RW, akhirnya proses nikah kilat disepakati. Hanya saja, dia menampik terkait tuduhan telah menerima suap dari Ganang untuk memudahkan proses pernikahan.

Dengan menyebut nama Tuhan, pihaknya mengaku tidak sepeserpun menerima sesuatu atas jasa nikah kilat. Termasuk program BKK, dia menegaskan tidak ada sunat menyunat karena bantuan diberikan melalui kelompok. ”Tidak ada itu (suap),” ujarnya.

Pejabat Sementara (PJs) Kepala Desa Gari Klasgito mengaku belum bisa memberikan keputusan terkait sanksi yang menjadi tuntutan warga. Pihaknya baru akan membahas hal itu dengan Badan Perwakilan Desa (BPD) secara tertutup, sehingga sanksi baru keluar setelah digelar pertemuan tersebut.

sumber: jpnn.com

Sunday, November 2, 2014

KDRT Nikita Mirzani Kapok Nikah Orang Arab

NIKITA Mirzani sudah mengakui bahwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menjadi poin utama perceraiannya dengan sang suami, Sajad Ukra. Niki mengaku kapok menikah dengan laki-laki Arab.

”Nikah sama orang Arab ternyata kasar. Niki suka dikerasin. Selama ini cuma Niki, Tuhan dan keluarga saja yang tahu,” ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Itu sebabnya, dia pun menolak rujuk dengan sang suami yang kini bekerja di Singapura itu.

”Enggak ada niatan rujuk. Mending jadi temen, daripada saling menyakitkan. Jadi mendingan udahan saja,” tegasnya.

Meski begitu, Niki mengaku berniat kelak mencari suami dari kalangan bule.

”Tapi bukan orang Arab yah. Kalau bule hayo,” ungkapnya.

Lebih jauh, Niki lebih banyak bicara tentang perkembangan buah ha­tinya, Azka Raqila Ukra yang belum genap berusia satu bulan. Dia mengaku, kemanapun pergi selalu membawa Azka.

”Enggak tega ninggalin. Kan aku kasih ASI eksklusif. Bayi jadinya dibawa ke mana-mana. Nggak takut. Anak beda benua, daya tahan tubuh lebih kuat ka­tanya,” urainya, lantas tersenyum.

Dia mengaku, Azka cukup pengertian.

”Enggak rewel. Popok basah baru dah rewel minta diganti. Seminggu se­kali panggil tukang pi­jet khusus ba­yi,” imbuh jebolan Take Me Out Indonesia itu.

Kehadiran Azka, anak keduanya itu semakin menambah semangatnya untuk bekerja. Kendati sedikit dibuat repot, dia mengaku terobati segala lelah dan sakitnya.

”Persiapan paling peralatan bayi, popok. Bedongan, selimut. Keseharian memang lebih banyak sama anak. Malem bisa enggak tidur. Mata celong, item tapi happy. Begadang banget. Anak laki lebih kuat nyusunya daripada perempuan, dua jam sekali,” katanya.

Meski mengaku tak mau rujuk dengan sang suami, Niki tetap membuka pintu selebar-lebarnya bagi Sajad untuk bersama-sama membesarkan buah hati mereka.

”Menjadi teman untuk sama-sama mengurus Azka iya. Aku enggak masalah,” tandasnya.

sumber: jpnn.com

Friday, October 3, 2014

Wartawan Tabloid Hitam Putih Gadungan Tertangkap Basah

Pengadilan Negeri Kediri akhirnya menjatuhkan hukuman kepada Ragil Krisdianto, pria asal Pakis, Surabaya, yang mengaku sebagai wartawan tabloid Hitam Putih.

Kemarin (1/10) majelis hakim yang dipimpin Purnomo Amin memvonis pria berusia 32 tahun tersebut dengan hukuman pidana penjara delapan bulan.

Putusan itu lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). Sebelumnya, jaksa Iqbal Jauhari meminta majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman pidana selama setahun. Yang dianggap memberatkan adalah tindakan Ragil yang meresahkan orang lain. ''Yang utama, perbuatan terdakwa mencederai profesi jurnalis,'' ungkap Purnomo Amin.

Juga, tindakan terdakwa dinilai meresahkan masyarakat dan merugikan Mohamad Ridwan. Sementara itu, salah satu hal yang meringankan adalah Ragil berlaku sopan. Terdakwa berterus terang selama sidang dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya lagi. Barang bukti yang diamankan berupa uang tunai Rp 2 juta, kuintansi, dan satu unit ponsel yang dikem­balikan kepada korban Ridwan. Sementara itu, barang bukti satu tabloid Hitam Putih dan satu kartu pers disita untuk dimusnahkan.

Meski demikan, majelis hakim memberikan kesempatan kepada Ragil untuk melakukan pembelaan. Apakah terdakwa akan menerima hukuman tersebut, pikir-pikir, atau mengajukan banding. ''Saya terima Pak Hakim,'' kata Ragil. Begitu juga jaksa Iqbal yang menerima putusan tersebut.

Ragil ditangkap atas perbuatannya memeras Ridwan. Pada Selasa (17/6) Ragil mendatangi rumah Ridwan. Dia mengaku berprofesi sebagai seorang wartawan dari tabloid Hitam Putih di Surabaya.

Ragil memberi tahu Ridwan bahwa dirinya memiliki sebuah foto seorang perempuan di dekat mobilnya. Terdakwa mengancam korban mengekspos foto tersebut ke korannya. Jika tidak ingin hal itu terjadi, Ridwan harus memberikan uang Rp 5 juta. Merasa menjadi korban pemerasan, Ridwan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Kediri Kota.

sumber: jpnn.com

Monday, September 1, 2014

Demi Kawin, Mencuri

Ard alias Engkol (28), warga Jalan SM Raja Kelurahan Kisaran Barat Kecamatan Kota Kisaran Barat nyaris tewas, Sabtu (12/7) sekitar pukul 05.00 Wib. Dia dipukuli dan hendak dibakar hidup-hidup, karena tepergok mencuri satu unit komputer.

Rudi Atmaja (57), warga Jalan SM Raja Gang Mengkudu Kisaran pemilik rumah yang dimasuki Engkol kepada wartawan menceritakan, pagi itu sehabis sahur dan menunggu waktuk Imsak, dia membuka komputer.

Karena sesak buang air kecil, dia pergi ke kamar mandi meninggalkan kompter yang sudah hidup. Tidak lama di kamar mandi, dia kembali hendak mengoperasikan komputer. Tetapi dia sudah tidak menemukan komputer miliknya.

“Aku tanya sama istriku kemana komputer, tapi mengaku tidak tahu. Padahal, aku cuma sebentar di kamar mandi,” aku Rudi.

Karena istrinya tidak mengetahui komputer itu hilang, Rudi memilih langsung keluar dari rumah melihat situasi dan menanyakan kepada tetangganya yang lain.

“Dari pengakuan tetanggaku, diketahui Engkol baru saja keluar rumahku menenteng komputer,” sebut Rudi.

Rudi mengungkapkan, mendengar pengakuan tetangganya, dia bersama warga lain langsung mengejar Engkol namun berhasil kabur. Warga pun sempat kehilangan jejak, dan memutuskan mendatangi rumah Engkol.

Saat ditemui di rumahnya, Engkol sempat mengelak dan membantah mencuri komputer milik Rudi.

“Engkol sempat mengelak dan berdebat dengan warga. Tapi kami langsung masuk ke dalam rumah dan menemukan komputer di lemari pakaiannya,” ujar Rudi.

Rudi menuturkan, setelah menemukan komputer miliknya, dia dan warga lain mencari Engkol yang langsung tidak kelihatan saat warga masuk menggeledah rumah.

Tapi saat warga mencari-cari di dalam rumah, tiba-tiba terdengar dentuman keras seperti benda yang jatuh dari asbes rumah.

“Ternyata Engkol berusaha lari dari kamar mandi dan bersembunyi di atas asbes. Tapi dia jatuh ke dalam rumah,” katanya.

Rudi mengaku, warga yang melihat Engkol tanpa dikomando dan sudah tersulut emosinya langsung bertindak memukuli Engkol.

“Beruntung Kepala Lingkungan (Kepling) cepat datang, dan mengamankan Si Engkol. Kalau tidak warga sudah menghabisinya bahkan mau dibakar hidup-hidup. Itu dilakukan karena warga sudah sering kehilangan dan pencurinya dicurigai Si Engkol itu,” ucap Rudi.

Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Dian Indra Prabudi saat ditemui, mengaku pihaknya ada menahan tersangka pencuri yang diserahkan warga karena tepergok mencuri satu unit komputer dari rumah Rudi Atmaja.

"Sempat dihakimi warga lantaran sudah terbakar emosi, baru kemudian diserahkan kepada kami. Diduga masih banyak rumah warga yang sudah dimasuki tersangka,” kata AKP Dian.

Terpisah, Engkol saat ditanyai mengaku dirinyalah yang mencuri komputer milik Rudi. “Betul Bang, aku yang mencuri komputer itu. Rencananya, uang hasil curian itu akan kugunakan untuk modal kawin,” akunya sambil meringis kesakitan karena dipukuli warga.

Engkol juga mengaku, sebelum mencuri komputer, dia sempat makan durian yang disimpan di dapur rumah korban.

“Aku sudah masuk dari dapur, melihat ada durian aku memakannya karena lapar. Setelah itu aku keluar dan masuk lagi, begitu aku melihat ada komputer aku langsung ambil, tapi begitu keluar rumah ada orang melihatku,” katanya.

Ditanya sudah berapa kali mencuri, Engkol mengaku sudah tidak ingat berapa kali beraksi.

sumber:
jpnn.com

Saturday, August 2, 2014

Dangdutan Berbuah Petaka

Hiburan organ tunggal yang diselenggarakan di sebuah desa di Kecamatan Wanareja, berakhir tragis.

Seorang pemuda asal Dusun limbangan Rt 01 Rw 06 Desa Limbangan, Kecamatan Wanareja tewas setelah mendapat sejumlah luka tusukan di tubuh dan wajahnya.

Korban Uut Afandi (20) menerima luka tusuk pisau belati di bagian leher. Selain itu, luka tusuk juga dialami Uut pada pipi kiri dan bahu kiri. Pada mulut dan hidung korban juga mengalami pendarahan. Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 00.15 Jumat (1/8) dini hari,

Sumber Radar Banyumas (Grup JPNN) menyebutkan, peristiwa bermula ketika korban mendatangi lokasi tempat hiburan organ tunggal diadakan di Rt 05 Rw 06 Desa Limbangan Wanareja, sekitar pukul 23.00 WIB, Kamis (31/7) malam.

Selanjutnya, korban bersama masyarakat lainnya berbaur dalam acara tersebut.
Tiba-tiba, muncul keributan antara korban dengan seorang pria. Tak lama berselang, korban sudah tergeletak dengan tiga luka tusuk.

Warga yang berada di lokasi kejadian, langsug menolong korban dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Majenang. Namun naas, saat dalam perjalanan, nyawa korban sudah tidak dapat tertolong lagi. Polisi yang menerima laporan, langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah TKP. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan atas kejadian itu.

Kasat Reskrim Polres Cilacap AKP Malik Fahrin Husnul Aqif menyampaikan, dugaan sementara, korban berselisih dengan pelaku yang masih dalam pengejaran. "Pelaku sudah kita ketahui identitasnya. Saat ini masih kita kejar," tandasnya.

Kepala Desa Limbangan, Harsono mengatakan, korban sebelumnya tengah duduk di dekatnya dan sama-sama menikmati pertunjukan yang tengah memainkan lagu terakhir.

Selang beberapa saat kemudian, dia mendengar keributan dan korban sudah tidak ada di tempat duduknya. Belakangan baru diketahui kalau Uut menjadi korban penusukan hingga mengalami luka parah, tepat di bagian lehernya.

"Setelah itu, ada suara keributan di luar arena panggung. Jaraknya sekitar 50 meter dari yang punya hajat," katanya.

Pascapenusukan, kondisi korban sudah nampak kritis hingga dilarikan ke RSUD Majenang oleh sejumlah warga dengan menggunakan sepeda motor. Namun, nyawanya tidak tertolong lagi hingga korban menghembuskan nafas terakhir. Diperkirakan korban sudah meninggal saat masih dalam perjalanan.

Harsono mengaku tidak mengetahui motif penusukan tersebut. Pasalnya, selama ini Uut terkenal pemuda baik-baik dan tengah menimba ilmu di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Tiap kali di pulang, korban juga tidak pernah berbuat ulah atau terlibat keonaran di tengah masyarakat.

sumber:
jpnn.com

Wednesday, April 2, 2014

ABG Tertipu Diperkosa Tiga Kali

Waspada saat berkenalan lewat situs jejaring sosial (dunia maya).

Pasalnya, usai berkenalan via facebook, seorang perempuan belia disekap dan diperkosa tiga kali oleh kenalannya. Adalah pria berinisial DK, 18, diringkus jajaran Polda Metro Jaya, karena melakukan penyekapan terhadap perempuan berinisial CVA, 16, selama satu bulan.

Kasubdit IV, Cyber Crime, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, AKBP Hilarius Duha menegaskan, awalnya korban CVA berkenalan dengan tersangka DK melalui jejaring sosial. Kepada korban, tersangka mengaku sebagai Warga Negara Korea dan anak seorang Bos Samsung.

Kenyataanya, DK merupakan pemuda putus sekolah sejak kelas 5 SD, tapi dia pintar komputer dan jejaring sosial. ”Dari situ DK berkenalan dengan korban, dan mengaku bernama Junghae, warga negara Korsel, dan anak pemilik Samsung,” terangnya kemarin (11/3).

Dijelaskannya, saat itu, sering berhubungan melalui jejaring sosial, pelaku mengajak korban bertemu secara langsung, dan korban menerima ajakan itu. Rupanya tersangka sudah menyiapkan rencana jahat, sebab setelah bertemu dia langsung menyekap korban di rumah orang tuanya di wilayah Kampung Sawah, Bekasi, sejak 1-8 Februari lalu.

”Setelah disekap di rumah orang tuanya, tersangka membawa korban ke rumah ibu tirinya di Desa Cikarogol, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, sejak 8-27 Februari lalu. Selama disekap, korban jarang diberi makan dan tersangka menyetubuhi gadis asal Kalibata, Jakarta Selatan itu hingga tiga kali,” ucapnya juga.

Lalu pelaku mengambil dan menjual handphone milik ABG (anak baru gede, Red) tersebut. Kasus penyekapan itu, terungkap setelah orang tua korban melapor ke pihak kepolisian pada 26 Februari lalu. Tersangka ditangkap di Cilengsi, Bogor, Jawa Barat 3 Maret 2014 lalu. Korban pun dibebaskan dari penyekapan itu oleh petugas.

Adapun motif penyekapan yang dilakukan pemuda tamatan SD itu hanya ingin menguasai korban dan menikahinya. Bahkan, keduanya sempat menemui pendeta dan meminta dinikahkan. ”Karena di bawah umur pendetanya tidak mau (menikahkan korban dan tersangka),” katanya juga.

Selain itu, korban diiming-imingi untuk diorbitkan sebagai artis K-Pop dan akan diajari nge-dance ala K-Pop. Namun, setelah keduanya bertemu, kenyataan lain diterima korban.

Atas perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 330 KUHP dan Pasal 332 KUHP tentang Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang, dan diancam pidana kurungan diatas 5 tahun penjara.

sumber:
jpnn.com

Thursday, January 2, 2014

Google Tanpa Sengaja Menghapus Fitur Privacy di Android

Google Inc mengaku tanpa sengaja telah meniadakan fitur izin akses privasi perangkat lunak Android terbarunya, yang memungkinkan pengguna untuk memblokir aplikasi yang meminta akses informasi pribadi seperti daftar kontak dan alamat serta lokasi penggunanya.

Ini berarti pemilik smartphone yang menggunakan OS Android 4.4.2 , versi terbaru dari sistem operasi paling populer di dunia untuk perangkat mobile yang dirilis minggu ini, harus memberikan akses data pribadinya ketika menggunakan aplikasi tertentu.

"Fitur tersebut telah dimasukkan secara tidak sengaja pada Android 4.3 , versi dirilis musim panas lalu," ujar seorang juru bicara perusahaan seperti dilansir asiaone, Senin (16/12).

Peter Eckersley, technology projects director the Electronic Frontier Foundation mengaku curiga atas penjelasan tersebut. Dia menegaskan, langkah Google menghapus fitur privasi penggunanya tidak dapat dibenarkan dan harus memperbaikinya.

"Para pengguna Android yang ingin mempertahankan kontrol privasinya namun tidak meng-upgrade ke versi terbarunya bisa rentan terhadap risiko keamanan. Pengguna harus memilih mana yang lebih baik, privasi atau keamanan pada perangkat Android, tapi tidak keduanya," protes Eckersley.

Banyak aplikasi pihak ketiga untuk perangkat Android , seperti layanan musik Shazam dan aplikasi senter yang populer, memerlukan akses informasi pribadi meski tidak memiliki koneksi jelas dengan fungsionalitas aplikasinya.

"Fitur privasi memungkinkan pengguna untuk memilih dan memilah data pribadi mana saja yang boleh dikumpulkan pihak ketiga. Kini, pengguna harus menginstal software khusus Apps Ops Launcher, yang diciptakan perusahaan lain, untuk mengakses kontrol privasi yang tersembunyi," sambungnya.

Perangkat lunak Android sendiri diperkirakan dipakai sekitar 81 persen dari semua smartphone di seluruh dunia pada kuartal ketiga ini, menurut perusahaan riset industri IDC. Sedangkan, Apple Inc iOS, perangkat lunak yang digunakan pada iPhone, memiliki 12,9 persen pangsa pasar.sumber jpnn.com